Kamis, 24 Maret 2011

TOR DIKLAT TINGKAT LANJUT NASIONAL BEM PERIKANAN UNHAS 2011

DASAR PEMIKIRAN

Bukan kebetulan apabila kita menyebut Indonesia dengan tanah air. Indonesia adalah negara kepulauan yang sekitar 70 persen wilayahnya berupa laut dengan lebih dari 17.000 pulau. Meski begitu, pemanfaatan dan pengembangan potensi laut & perikanan masih sangat tertinggal jauh jika dibandingkan dengan pengembangan sektor lainnya.

Indonesia yang membentang dari Merauke di timur hingga Sabang di barat dan dari Miangas di utara hingga Rote di selatan memiliki salah satu sumber daya laut terbaik di dunia. Tidak hanya kaya berjenis ikan dan biota laut lain, laut Indonesia juga menyediakan sumber mineral dan energi berlimpah. Semua belum terolah optimum selama 65 tahun Indonesia merdeka, tecermin pada sumbangan sektor kelautan perikanan terhadap produk domestik bruto (GDP) yang tak lebih dari 25 persen. Lebih ironis, nelayan dan masyarakat pesisir adalah yang termiskin dalam strata sosial ekonomi masyarakat Indonesia.

Terputusnya pengembangan potensi maritim Indonesia bukan tanpa sebab. Kolonial Portugal, Inggris, dan Belanda, mengambil alih kekuatan maritim kerajaan-kerajaan Nusantara melalui perjanjian dagang yang memonopoli. Belanda, melalui tanam paksa, menjadikan daratan sumber keuangannya. Sejarah Revolusi hijau indonesia tak lepas dari politik konspirasi dunia untuk melemahkan dan menjerumuskan bangsa ini ke lubang kehancuran. Revolusi biru yang didengungkan pemerintah pun muncul bukan sebagai pengetahuan alamiah tapi sebagai tuntutan kronis; dampak sistemik atas kebodohan dan terdistorsinya jati diri.

Diskursus ini menyoroti persoalan mendasar saat ini, yaitu manajemen pemerintah yang belum optimum di pusat dan daerah. Yang sangat terasa adalah tidak adanya panduan jelas arah pembangunan, sangat minimnya pemanfaatan potensi alam, kebijakan yang bias orientasi, dan masih dikuasainya sumber daya Indonesia oleh bangsa asing yang membuat bangsa ini terhambat dalam memberi kemakmuran bagi rakyatnya.

Indonesia harus mampu memanfaatkan kekayaan alam dan memainkan peran utama hingga ke Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, bahkan ke Antartika. Tanpa kemampuan memainkan peran utama itu, Kekayaan nusantara hanya akan menjadi buku tak termiliki apalagi terbaca oleh pribadi-pribadi yang teralienasi hegemoni imperialis.

Kini waktunya sektor kelautan perikanan menjadi perhatian utama untuk menjamin kemakmuran sebesar-besarnya dan berkelanjutan untuk rakyat, seperti amanat UUD 1945. Untuk memulai ”Revolusi Biru” tersebut, harus didahuli oleh sebuah revolusi paradigma bahwa membangun sektor kelautan perikanan berarti membangun bangsa, mempertegas jati diri yang hakikatnya menjadi sebuah keniscayaan bagi negara yang tak kunjung merangkak maju dalam perjalanannya selepas kemerdekaan. Sebuah penegasan akan identitas bangsa maritim yang semestinya telah menjelma sebagai wajah peradaban Indonesia.

Peran pendidikan menjadi sangat penting. Terutama karena, pembangunan kelautan perikanan adalah pergumulan peradaban untuk membingkai ulang masa depan. Atas dasar pemikiran ini, maka kami dari Keluarga Mahasiswa Perikanan Universitas Hasanuddin sebagai bagian integral dari masyarakat berkehendak untuk melaksanakan Program Diklat Tingkat Lanjut Nasional sebagai bagaian dari upaya peningkatan kapasitas untuk dapat menjalankan fungsi-fungsi sosial kemasyarakatan secara konstruktif di era globalisasi.

DIKLAT TINGKAT LANJUT
KELUARGA MAHASISWA PERIKANAN


Diklat Tingkat Lanjut adalah tahap pengkaderan lanjutan Keluarga Mahasiswa Perikanan sebagai suatu usaha sistematis dalam mentransformasikan rumusan cita yang ingin dibangun yakni ”Terbinanya Insan Akademis Yang Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mandiri dan Berorientasi Kepada Wawasan Almamater Serta Bertanggung Jawab Atas Dimensi Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara” dengan pencapaian target : Kognitif : 50 %, Afektif : 25 %, dan Psikomotorik : 25 %.

A. Tujuan intruksional umum
Terbinanya kader yang memiliki kemampuan intelektual dan mampu mengelola organisasi serta berjuang untuk meneruskan dan mengemban tujuan KEMAPI

B. Tujuan intruksional khusus
Setelah mengikuti prosesi maka kader diharapkan mampu :
- Memiliki kemampuan manajerial organisasi
- Memiliki skill dan profesionalisme dalam mentransformasikan nilai perubahan dalam masyarakat
- Memetakan dan memproyeksikan problematika dan solusi sektor perikanan
- Menggalang konsolidasi gerakan pembaharuan perikanan

1. Tema
“ RESTRUKTURISASI FRAGMEN DALAM MEMPERTEGAS IDENTITAS MARITIM ”

2. Metode
a) Pemberian materi, dialog, diskusi dan tanya jawab secara interaktif
b) Simulasi/Game
c) Focus Group Discussion
d) Studi Kasus
e) Evaluasi

3. Materi
Pada prosesi ini, beberapa hal yang menjadi acuan dan sekaligus merupakan penekanan materi yaitu :
a) Manajemen Organisasi
b) Dekonstruksi Paradigma
c) Perangkat Analisia
d) Analisis Isu Kontemporer Keprofesian

1 komentar:

  1. Ini peluang bagi teman2 mohon di manfaatkan, kami tunggu partisipasi teman2 sekalian...
    Trim's

    BalasHapus