Tegal, Kompas - Paceklik yang dialami nelayan akibat cuaca ekstrem, membuat kredit gadai di Kota Tegal, Jawa Tengah, meningkat sejak akhir 2010. Sebagian besar nelayan yang tidak mendapat penghasilan itu menggadaikan barang mereka untuk menutup kebutuhan hidup sehari-hari.
Peningkatan permintaan kredit gadai nelayan, misalnya terlihat di Kantor Unit Pelayanan Cabang Pegadaian Tegalsari, yang terletak di kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, Kota Tegal. Sekitar 90 persen nasabah kantor pegadaian itu keluarga nelayan dan pedagang ikan.
Pengelola Kantor Unit Pelayanan Cabang Pegadaian Tegalsari, Caswanto, Kamis (13/1), mengatakan, pada bulan Desember permintaan kredit gadai mencapai Rp 1,25 miliar. Pada bulan ini hingga Kamis kemarin, permintaan kredit gadai sudah mencapai Rp 600 juta. Diperkirakan, hingga akhir Januari, permintaan kredit gadai sekitar Rp 1,3 miliar.
Peningkatan itu cukup besar karena pada November 2010 permintaan kredit gadai sebesar Rp 1,08 miliar. Pada bulan lainnya, rata-rata permintaan kredit gadai sekitar Rp 1 miliar per bulan.
Menurut Caswanto, semua barang yang digadaikan adalah emas. Dari 656 nasabah gadai, sebanyak 19 orang menggadaikan barang dengan nilai Rp 40.000 hingga Rp 150.000, sebanyak 200 orang menggadaikan barang dengan nilai Rp 150.000 hingga Rp 500.000, dan 437 orang lainnya menggadaikan barang senilai lebih dari Rp 500.000.
Casmi (40), istri nelayan tradisional asal Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, saat ditemui, sedang menggadaikan gelang emas. Ia menggadaikan barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari. Sejak sebulan lalu, suaminya, Rasmani, tidak bisa melaut karena ombak besar. Padahal, ia harus menghidupi empat orang anak.
Dana alih usaha
Terkait dengan kesulitan nelayan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyediakan dana stimulus Rp 5 miliar untuk 500 kelompok nelayan. Penerima dana stimulus adalah nelayan yang mau melakukan alih usaha menjadi pembudidaya ikan.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jabar Ahmad Hadadi, di Bandung, Kamis (13/1), mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi mengenai stimulus itu. Stimulus diberikan untuk menekan risiko nelayan kehilangan pendapatan karena tak melaut saat cuaca buruk.
Cuaca buruk hingga Kamis kemarin masih terus menyiksa nelayan di sejumlah daerah. Ribuan nelayan di Kalimantan Barat dan pantai utara Jabar, misalnya, seminggu ini tidak berani melaut. Kapal yang mereka miliki tak mampu digunakan untuk menembus ombak setinggi 3 meter hingga 4 meter. Selain berbahaya, selama cuaca buruk berlangsung, tangkapan juga tidak bisa diprediksi. Cuaca buruk juga membuat sejumlah kapal di Gresik, Jatim, menunda pelayaran.
Sumber: http://cetak.kompas.com/read/2011/01/14/04081659/nelayan.gadai.barang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar